LESSON STUDY SEBAGAI ALTERNATIF PROSES PEMBELAJARAAN KOLABORATIF DAN KOLEGIAL YANG BERNILAI GANDA
LESSON STUDY SEBAGAI ALTERNATIF PROSES PEMBELAJARAAN KOLABORATIF DAN KOLEGIAL YANG BERNILAI GANDA
Drs H. Bambang Susilo, M.Si
Kepala LPMP NAD
Assalamu ‘Alaikum Wr.Wb.
PENDAHULUAN
Sejak zaman kuno proses transformasi pendidikan dari orang tua kepada anak, guru kepada murid, doses kepada mahasiswa, ustadz kepada santri, pamong belajar kepada warga belajar, motode yang paling kuno adalah ceramah (one way communication), kemudian ada kemajuan yang dikenal dengan diskusi dan tanya jawab (two way communication), hingga saat ini telah puluhan bahkan ratusan metode proses membelajaran yang dikembangkan oleh para ahli, praktisi dan teknobirokrasi bahwa proses transformasi dari “pemberi” (orang tua, guru, usntadz, pamong belajar, dosen) ke yang ”diberi” ( anak, murid, santri, warga belajar, mahasiswa) semakin banyak alternatifnya sehingga diharapkan proses transformasi pendidikan tersebut semakin baik dan mudah yang pada gilirannya bermuara pada hasil pendidikan yang bermutu.
Namun dalam realitas, berbagai metode, model, cara dalam proses transformasi pendidikan tersebut, belum begitu banyak dikuasi oleh para “pemberi” dan apalagi diamalkan dalam melakukan proses transformasi pendidikan. Masih jarang proses transformasi itu dilakukan oleh si “pemberi” dengan cara berkolaborasi. Contoh sederhana: ketika seorang ayah melakukan proses pendidikan / mengajar kepada anaknya mengaji / membaca jarang kita melihat ibunya turut memperhatikan, bagaimana ayahnya mengajar kepada anaknya atau sebaliknya. Begitu pula ketika sang guru mendidik di depan kelas, secara konvensional diajar sendiri. Jarang dilakukan bersama (dua guru atau lebih), hanya sejumlah sekolah bagus saja yang ada semacam mengajar secara tim yang semenjak perencanaan hingga melakukan tindakan perbaikan dalam proses pembelajaran dirumuskan /dilakukan secara bersama.
Pada kesempatan ini, penulis bermaksud menyajikan serial berbagai motode pembelajaran, semoga bermanfaat bagi stakehoders pendidikan wabil khusus para pendidik (educators). Kita memasuki gelombang revolusi dunia yang ke tiga (The Third Wave), yang ditandai dengan globalisasi system teknologi informasi. Bersamaan dengan era globalisasi tersebut termasuk menerjang sampai ulu hati di dunia pendidikan, yang berimbas pada permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan guru yang semakin kompleks dalam proses pembelajaran.
Murid semakin banyak alternative dalam menetukan cara belajar, anak dipengaruhi dunia luar dengan berbagai permainan baik yang positif hingga yang menyesatkan, sehingga jika proses pembelajaran yang dilaksanakan secara standar atau biasa-biasa saja, maka murid tidak tertarik untuk belajar disekolah maupun dirumah. Phenomena ini membuat kita para pemangku kepentingan didunia pendidikan (stakeholders) baik pendidik dan tenaga kependidikan lainnya harus semakin ekstra untuk mencari solusi bagaimana supaya siswa kembali memiliki gairah belajar dan guru juga semakin berdedikasi melaksanakan tugasnya.
Dari kondisi demikian, seorang guru PKn Jepang bersama teman-temannya mencoba mencari solusi pendekatan, motode pembelajaran, apa yang saat ini sangat popular disebut dengan Lesson Study. Dengan Lesson Study siswa lebih berusaha untuk belajar dengan baik karena merasa diawasi para observer. Guru yang bertindak sebagai guru model juga berusaha untuk tampil prima karena merasa merasa juga diperhatikan para observer meskipun tugas observer hanya sebatas mengawasi dan konsentrasi belajar siswa.
PENGERTIAN
Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya Jugyokenkyu, adalah proses pengembangan profesi inti yang dipraktikkan guru-guru di Jepang agar secara berkelanjutan mereka dapat memperbaiki mutu pengalaman belajar siswa dalam proses pembelajaran. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida. Praktik ini mempunyai sejarah panjang, dan secara signifikan telah membantu perbaikan dalam pembelajaran (teaching) dan pemelajaran/proses belajar (learning) siswa dalam kelas, juga dalam pengembangan kurikulum. Banyak guru sekolah dasar dan sekolah menengah di Jepang menyatakan bahwa lesson study merupakan salah satu pendekatan pengembangan profesi penting yang telah membantu mereka tumbuh berkembang sebagai profesional sepanjang karer mereka (Yoshida 1999)
Lesson Study pada mulanya merupakan serangkaian kegiatan atau proses yang
sistematis digunakan oleh guru-guru di Jepang untuk menguji efektifitas pengajaran dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran ( Garfield, 2006 ). Yang dimaksud proses sistematis adalah koolaborasi antara guru dengan guru, dan jika memungkinkan dalam penyusunan plane ini dapat melibatkan warga sekolah; orang tua/wali siswa, komite, atau pihak peduli pendidikan sehingga sampai refleksinya. Dalam lesson study perencanaan pembelajaran (plane) disusun secara bersama yang dituangkan dalam rencana program pembelajaran (RPP). Pada kegiatan plane ini juga ditetapkan seorang guru model yang akan acting didalam kelas. Jika.. Guru model pada saat acting melaksanakan Rencana Program Pembelajaran disertai
oleh para observer.
KARAKTERISTIK DAN KELEBIHAN MOTODE LESSON STUDY
Lesson study memberi kesempatan nyata kepada para guru menyaksikan pembelajaran (teaching) dan pemelajaran atau proses belajar siswa (learning) di ruang kelas. Lesson study membimbing guru untuk memfokuskan diskusi-diskusi mereka pada perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan, dan refleksi pada praktik pembelajaran di kelas. Dengan menyaksikan praktik pembelajaran yang sebenarnya di ruang kelas, guru-guru dapat mengembangkan pemahaman atau gambaran yang sama tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran efektif, yang pada gilirannya dapat membantu siswa memahami apa yang sedang mereka pelajari.
Karakteristik unik yang lain dari lesson study adalah bahwa lesson study menjaga agar siswa selalu menjadi detak jantung kegiatan pengembangan profesi guru. Lesson study memberi kesempatan pada guru untuk dengan cermat meneliti proses belajar serta pemahaman siswa dengan cara mengamati dan mendiskusikan praktik pembelajaran di kelas. Kesempatan ini juga memperkuat peran guru sebagai peneliti di dalam kelas. Guru membuat hipotesis (misalnya, jika kami mengajar dengan cara tertentu, anak-anak akan belajar) dan mengujinya di dalam kelas bersama siswanya. Kemudian guru mengumpul-kan data ketika melakukan pengamatan terhadap siswa selama berlangsungnya pelajaran dan menentukan apakah hipotesis itu terbukti atau tidak di kelas.
Ciri lain dari lesson study adalah bahwa ia merupakan pengembangan profesi yang dimotori guru. Melalui lesson study, guru dapat secara aktif terlibat dalam proses perubahan pembelajaran dan pengembangan kurikulum. Selain itu, kolaborasi dapat membantu mengurangi isolasi di antara sesama guru dan mengembangkan pemahaman bersama tentang bagaimana secara sistematik dan konsisten memperbaiki proses pembelajaran dan proses belajar di sekolah secara keseluruhan. Selain itu, lesson study merupakan bentuk penelitian yang memungkinkan guru-guru mengambil peran sentral sebagai peneliti praktik kelas mereka sendiri dan menjadi pemikir dan peneliti yang otonom tentang pembelajaran (teaching) dan pemelajaran atau proses belajar siswa (learning) di ruang kelas sepanjang hidupnya
Adaapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
a). Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
b). Dapat dilaksanakan Antar guru/pendidik dengan lintas sekolah, sehingga terjadi silaturahim dalama rti terjadi proses kerjasama, kolaborasi, kesepertemanan dan kesetiawanan antar guru/pendidik (cooperative dan colaborative serta collegial) antar pendidik, yang pada gilirannya dapat memperkuat persatuan dan kesatuan serta meningkatkan mutu guru dan peserta didik secara bersama.
c).Lesson Study memiliki nilai ganda dalam hal bernutung bagi anak, siswa, santri, murid, mahasiswa, warga belajar serta dapat meningkatkan inovasi dan kreativitas seorang guru/ pamong relajar/ustadz/ dosen. Bagi kelompok “pemberi”, mereka dapat manfaat mengajar pambil relajar bersama sesama guru, dalam konsep kolaboratif Berguna lebih kuat daripada sendiri. Sekaligus amal ibadah, bukahkah kita diajarkan untuk li ta’arofu (saling mengenal) dan saling kasih sayang ( ar rahman dan ar rahim) dan bagi yang “ diberi” anak, siswa, santri, murid, mahasiswa, warga relajar, akan mendapatkan keberuntungan, mengingkatkan mutu hasil belajarnya.
d. Lesson study, dengan terjadinya interaksi antar pendidik, dapat membuka dan meningkatkan sifat terbuka, saling kasih dan sayang “Asah, Asih dan Asuh”. Dapat sebagai ajang atau wahana penyadaran bahwa hidup ini sangat terbatas, guru tidak merasa paling hebat dan sempurna, tidak bersedia menerima kritik dan saran. Akan tetapi dengan lesson study, diharapkan terjadi kooperasi dan kolaborasi antar guru yang bersedia diberi masukan, kritik dan saran. Guru yang diberi saran tidak merasa diremehkan/dicemooh, jika terjadi kekhilafan atau kekurangan. Sedangkan bagi guru yang memberi kritik dan saran juga bukan merasa sebagai malaikat yang sok merasa paling benar dan paling tahu. Pendidik yang memberi kritik dan saran tentu juga harus secara baik, beretika dengan alkaqul karimah.
LANGKAH PELAKSANAAN LESSON STUDY
Guru-guru Jepang menyelenggarakan lesson study dalam berbagai bentuk dan cara. Lesson study dilaksanakan sebagai bagian dari pengembangan profesi berbasis sekolah yang dikenal dengan nama Konaikenshu dan diselenggarakan menurut kelompok sekolah atau kelompok mata pelajaran. Lesson study juga dapat dilaksanakan antar sekolah. Di Jepang kegiatan lesson study dilaksanakan menurut wilayah (seperti, kecamatan, kabupaten, dsb.), kelompok guru (misalnya, kelompok guru mata pelajaran di sekolah dan kelompok). Lesson study juga menjadi bagian dari pendidikan guru di tahun pertama mereka bertugas, serta sebagai bagian dari kegiatan asosiasi maupun institusi pendidikan..
Lesson study terdiri dari tiga bagian utama: (1) identifikasi tujuan jangka panjang lesson study (research theme); (2) pelaksanaan sejumlah research lesson yang akan mengeks-plorasi implementasi research theme; dan (3) refleksi terhadapa proses lesson study, termasuk pembuatan laporan tertulis.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
a. Perencanaan.
b. Praktek mengajar.
c. Observasi.
d. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
PENUTUP
Menurut dari hasil riset diberbagai negara termasuk di Indonesia yang telah melakukan /mempraktikkan Lesson study , baik itu dalam ranah pendidikan formal (TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, PT) pendidikan informal dan non formal (Kelompok bermain, Kejar Paket A. Paket B. Paket C, kursus, pemberdayaan masyarakat/community develompment, pesantren/dayah) bahkan pada tingkat pendidikan keluarga yang dilakukan oleh orangtua sekalipun ternyata dapat meningkatkan konsentrasi belajar anak, siswa, santri, murid, mahasiswa, warga belajar serta dapat meningkatkan inovasi dan kreativitas seorang guru/ pamong relajar/ustadz/ dosen dalam menyajikan mendidik/materi pembelajaran, sehingga proses transformasi pendidikan/ proses belajar mengajar kualitasnya secara rata-rata meningkat
0 komentar:
Posting Komentar